bogysolarcell.blogspot.com
Anti Tikus menggunakan Solar Cell sebagai sumber energi listrik. Tidak memerlukan jaringan listrik seperti PLN, Genset dan Battery.
Alat ini sangat efektif untuk digunakan di daerah perkebunan yang biasanya banyak populasi tikus.
BOGY SOLAR CELL
Diamond Residence E/05 Jl. Dahlia, Subrantas - Pekanbaru 081314216849
Rabu, 17 Juli 2013
Jumat, 12 Juli 2013
Lampu Taman
Lampu ini tidak menggunakan listrik AC, jadi tidak membutuhkan kabel untuk instalasi.
Lampu ini menggunakan sistem tenaga surya. Lampu akan on pada saat matahari terbenam, dan off pada saat matahari terbit.
Lampu dapat menyinari area seluas 40 m2. Pilihan yang tepat untuk halaman rumah.
Dalam 1 set terdiri dari:
- Solar Cell
- Controller
- Dry Battery
- LED Japan
Lampu ini menggunakan sistem tenaga surya. Lampu akan on pada saat matahari terbenam, dan off pada saat matahari terbit.
Lampu dapat menyinari area seluas 40 m2. Pilihan yang tepat untuk halaman rumah.
Dalam 1 set terdiri dari:
- Solar Cell
- Controller
- Dry Battery
- LED Japan
Jumat, 05 Juli 2013
SOLAR CELL SOLUSI KEBUTUHAN LISTRIK
Di negara-negara
maju dan berkembang kini telah berkembang satu teknologi baru yang sangat
membantu manusia dalam hal pemenuhan kebutuhan akan listrik. Teknologi
pembangkit listrik ini dapat digunakan pada skala kecil, seperti skala rumahan.
Teknologi
pembangkit listrik skala rumahan yang kami maksud adalah Photovoltaic atau
biasa disingkat PV, Photovoltaic (panel surya/sel surya/solar cell)
adalah suatu istilah untuk material yang dapat mengkonversikan radiasi dari surya
menjadi energi listrik. Material PV ini tergolong material semikonduktor yang
artinya untuk suatu kondisi tertentu dapat berubah menjadi material konduktor
yang sifatnya menghantarkan listrik. Lalu bagaimanakah peralatan ini bekerja
sehingga menghasilkan listrik.
Fotovoltaic
terdiri dari 2 lapisan yang dinamakan n-type dan p-type. n-type
adalah material semikonduktor dengan jumlah elektron berlebih, sedangkan p-type
adalah material semikonduktor dengan jumlah hole atau lubang berlebih.
Ketika dua lapisan ini digabungkan, yang terjadi adalah berpindahnya elektron
ke lapisan p-type dan meninggalkan hole di tempatnya semula.
Sehingga, lapisan n-type yang awalnya bermuatan negatif menjadi positif.
Begitu juga sebaliknya yang terjadi pada lapisan p-type.
Pada
permukaan kontak kedua lapisan ini terjadi medan listrik (dimana arus listrik
bersirkulasi). Permukaan ini dinamakan p/n-junction.Cahaya yang datang
dari matahari terdiri dari berbagai macam spektrum. Bergantung pada tipe
material PV yang digunakan, maka hanya spektrum cahaya tertentu terserap.
Energi yang dibawa ini akan menggerakkan elektron dari posisi awalnya di dalam
material yang digunakan. Dan sebagaimana kita ketahui bahwa elektron yang
bergerak adalah definisi arus listrik. Besarnya arus bergantung pada material
PV yang digunakan. Karena pada masing-masing material PV, terdapat satu
karakteristik yang dinamakan built-in electric field. Karakteristik yang
menentukan berapa arus listrik yang dihasilkan (yang bergantung pada kondisi
yang dibebankan).
Jadi
konsep pembangkit listrik tenaga surya sesungguhnya sangat sederhana yaitu
hanya dengan mengubah energi radiasi dari matahari yang diterima oleh sel lalu
dikonversikan menjadi energi lain yaitu energy listrik, dan yang perlu dicatat
adalah bahwa pembangkit listrik jenis ini tidak menggunakan bantuan turbin dan
generator.
Meneruskan misi kami, yaitu
mensosialisasikan teknologi "solar cell" dikalangan masyarakat luas.
Karena menurut kami teknologi ini sangat memiliki peluang/potensi untuk
berkembang di Indonesia yang notabene negara Khatulistiwa. Walaupun banyak yang
bilang kalau pengadaan sangat mahal. Tetapi banyak keunggulan dari "solar
cell" ini yang membuat kami tetap kekeh dengan pendapat kami. Memang apa
sih keunggulan dari "Solar Cell" sehingga kami tetap ngotot dengan
argumentasi kami.
1. Tersedia bebas dan dapat
diperoleh secara gratis di alam
Solar cell hanya memerlukan sumber
energi yang gratis, Gak pake bayar. Tinggal buat penampang tempat sinar radiasi
matahari ditampung. Dah itu biarkan semua rangkaian alat dari solar cell yang
memproses semua itu menjadi listrik.
2. Persediaan energi surya hampir
tak terbatas, yang bersumber dari matahari (surya)
Sumber energi ini gak mungkin habis.
Kalau kita bandingkan dengan batu bara dan minyak bumi. Maka sesungguhnya
energi surya lebih efisien. Bayangkan bila kita tergantung pada sumber energi
dari batu bara seperti yang terjadi sekarang di negara kita. Bukan tidak
mungkin pada tahun-tahun selanjutnya kita tidak siap menghadapi krisis energi,
lalu kita semua morat-marit dalam hal pemenuhan kebutuhan energi. Lain halnya
bila kita sudah membiasakan diri dengan energi yang terbaru. Bahkan bukan hal
yang tak mungkin suatu saat pembuatan dan perawatan teknologi ini jauh lebih
murah dan mudah dari pada kita menggunakan energi fosil.
3. Tanpa polusi dan emisi gas rumah
kaca sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Isu tentang pemanasan global atau
yang lebih dikenal dengan "Global Warming" sekarang sedang
hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat dunia. Bumi semakin panas katanya,
dan yang menjadi penyebab utama terjadinya global warming ini adalah karena
produksi polusi sekarang sudah mulai tak terkendali. Alhasil efek rumah kaca
pun terjadi. Jadi panas banget kayak gini deh...Tapi tenang solar cell
solusinya, teknologi ini ramah lingkungan, tidak menghasilkan emisi yang
membuat polusi udara kita. Tinggal sekarang bagaimana kita memanfaatkan
keunggulan dari solar cell ini.
4. Dapat dibangun di daerah
terpencil karena tidak memerlukan transmisi energi maupun transportasi sumber
energy.
Perlu digaris bawahi Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak sekali daerah terpencilnya. Hal ini
terjadi karena Indonesia terlalu besar, jadi susah ngurusinnya. Kebanyakan dari
daerah terpencil tersebut sampai saat ini belum juga teraliri oleh listrik.
Ironis, inilah kenyataannya. Maka pengembangan Solar cell untuk desa sangat
bermanfaat. Kami rasa teknologi ini yang paling cocok untuk wilayah pedesaan.
Karena biasanya daerah pedesaan jauh dari polusi yang bisa mengurangi
efektifitas dari solar cell itu sendiri. Dan sekali lagi kami tegaskan solar
cell tidak memerlukan transmisi energi maupun transportasi sumber energi. Jadi tidak
perlu repot buat transmisi energi dan transportasinya.
5. Kondisi Indonesia dengan
intensitas radiasi surya 4,5 kWh/m2/hari membuat pemanfaatan energi surya yang
direkomendasikan. Nah inilah yang paling memberatkan argumen kami. Indonesia
paling potensial. Dari segi posisi sudah strategis, dapat pencahayaan matahari
yang sempurna.
Langganan:
Komentar (Atom)





